Pages

Jumat, 14 Oktober 2011

Naskah Cerita Remaja Islami2


Cerita remaja ini dibuat tahun 2004. Ide cerita muncul tiba-tiba, ketika kepala baru nempel di bantal, setelah menyelesaikan dua buah artikel. Sebagai penulis, tentu saja aku tidak akan membiarkan ide cerita yang cukup bagus itu lenyap dikegelapan malam. Hal itu sangat merugikan. Esok hari belum tentu ide muncul lagi. Karena kehidupan sudah berubah, mungkin aku bisa mendapat ide cerita lainnya. 
 
Power komputer kutekan lagi dan hidup hingga subuh tiba, dan lahirlah ringkasan ceritanya. Karena cerita itu menarik, kuputuskan untuk cuti selama 12 hari. Kebetulan tahun ini belum cuti. Alhamdulillah hingga cuti selesai, aku dapat menyelesaikan hingga 75 persen dari 100 halaman naskah atau diperkirakan bisa untuk 200 hal novel. Dua minggu kemudian naskah itu rampung. Inilah ringkasan ceritanya. 
Andi lahir dari keluarga kaya. Namun karena cacat, pipi kanannya hitam, berbulu dan nampak seperti monyet, menyebabkan anak bungsu ini selalu diperlakukan tidak manusiawi oleh mama dan kedua kakaknya. Semua perlakuan itu sangat menyiksa batinnya dan membuat hidupnya tidak tenang.
Hingga pada suatu hari, sebuah perlakuan yang sangat menyakitkan terjadi. Kejadian itu tepat di hari perpisahan SMP-nya. Setelah menghadiri perpisahan, Andi pergi menemui Mang Diman, pria yang dulu pernah bekerja pada keluarganya. Di tempat itulah, dia menemukan ketenangan. Bahkan akhirnya, dia memutuskan untuk mendalami agama di sebuah pesantren, sambil meneruskan SMU-nya.
Belum sebulan, sang mama datang, dan meminta agar Andi kembali ke rumahnya. Sang mama berjanji akan memperlakukan dengan adil, sama dengan kedua kakaknya. Akan menganggap anak sendiri, kamar istimewa, dengan televisi dan komputer di dalamnya. Tapi santri kesayangan Ajengan Abdulah ini menolak, seraya berkata Ma, Biarkan Aku Di Sini. 
Cerita ini sangat mengharukan. Setiap pembaca pasti akan meneteskan air mata, tak tahan melihat perlakukan orang yang mestinya menyayangi dan juga kedua orang yang mestinya menjadi panutan. Selain itu, cerita ini juga menggambarkan bagaimana Hidayah Sang Pencipta merasuk ke dalam kalbu hambanya, hingga tergambar hanya di jalan-Nya-lah, hidup manusia bisa tenang. Nah, perlakuan apa saja dari sang mama dan kedua kakaknya. Dan bagaimana Andi bisa menemukan ketenangan, lengkapnya ada pada naskah ini.

0 komentar:

Posting Komentar